Rabu, 11 Juli 2012

surat sederhana untuk kamu, suamiku kelak

Hai kamu!
Tahukah kamu, apa yang sekarang ini sedang aku lakukan?
Menjalani hariku dalam penantian panjang menunggumu, aku hanya sibuk dalam segala hal yang bisa memantaskan diriku untuk menjadi pendampingmu kelak. Hanya itu. 
Menjadi seorang perempuan yang mampu mengutuhkanmu. 

Menjadi istrimu, aku dituntut harus bisa menjaga kehormatan diriku dan keluargaku. Tahukah kau? Ini sungguh sangat berat. Menjaga kehormatanku sebagai perempuan saat ini sungguh tidak mudah. Aku harus selalu awas dengan lelaki yang berniat buruk padaku. Akupun harus selalu menghindari nafsu yang bisa menjerumuskan.  Tahulah kau bagaimana godaan yang datang di zaman sekarang. Tapi aku akan selalu berusaha, karena yakinku, hanya perempuan suci yang bisa menjadi istrimu kelak.
Akupun harus selalu mempersibuk diri dengan torehan prestasi agar kelak hanya rasa bangga yang kau rasakan ketika memperkenalkanku sebagai istrimu kepada siapapun, kepada khalayak dunia. Tak boleh ada rasa malu dan ragu sedikitpun terbersit di kepalamu.

Selasa, 10 Juli 2012

tanpa judul

saya sedang belajar mendengar,
mendengar perasaan saya melalu menulis rangkaian kata ini
sekian..
(dalam sebuah malam yang tidak terlalu pekat)